Senin, 23 Desember 2013

Wasiat Raja

Dijaman dahulu kala pada saat kerajaan-kerajaan masih meliputi seluruh benua. Berdiri sebuah kerajaan yang rajanya dicintai oleh rakyatnya. Kerajaan ini tidak memiliki wilayah yang sangat luas namun sangat makmur karena pertaniannya.

Pada suatu hari, saat Raja sedang makan siang bersama keluarga dan saudara-saudaranya. Raja tidak tau apa-apa, ternyata gelas yang dia minum sudah diracuni oleh adik laki-lakinya. Merasakan racun yang seperti membakar tubuhnya dari dalam, Raja melihat dengan jelas adiknya tersenyum memandang dirinya. Akhirnya sang raja dengan penuh kekecewaan mengeluarkan air mata dan mencoba menenangkan diri.

Si adik raja kaget ternyata sang raja masih memiliki kekuatan untuk berdiri. Racun itu ternyata tidak dapat dengan cepat merobohkan sang raja. Sang raja dengan kekuatan terakhirnya memberikan pengumuman:

"Hidup saya tidak akan lama lagi. Musuhku berhasil meracuniku..."

Si adik panik, dia berusaha lari dari meja makan namun terjatuh karena terselip oleh jubahnya sendiri.

"Tapi tidak apa-apa, mereka pasti memiliki dendam kepadaku, biarkan dendam ini putus sampai disini..." Sang raja terlihat kesakitan dan terjatuh ke kursinya.

"Di waktuku tersisa ini aku mengangkat adik laki-lakiku... sebagai pengemban kekuasaan tertinggi di kerajaan ini... Semoga hati rakyat menyertai raja yang baru..." Raja kemudian wafat dengan wajah seperti sedang tertidur dengan pulas. Permaisuri yang sedari tadi mengurus anaknya sang pangeran terjatuh pingsan. Sedangkan sang adik masih tidak mempercayai apa yang terjadi.

Sebulan kemudian sang adik akhirnya diangkat menjadi Raja.

Selasa, 17 Desember 2013

Seperti Biasa


Sore itu dia, seperti biasa, duduk dengan santai di kursi taman, menikmati novel yang sudah dua hari kupinjamkan kepadanya.
Dari jauh aku tersenyum sendiri saat melihat dia yg juga sendirian sedang tertawa kecil, tanpa melepaskan pandangannya ke buku.

"Itu pasti sudah di chapter terakhir" benakku sambil berjalan mendekati kursi nya.

Angin bertiup agak kencang diimbangi langit yang sudah tertutup oleh awan, "Awal desember benar-benar bewarna kelabu."
Kulambaikan tanganku saat ku sudah didepannya, dia tersenyum melihatku. Aku gagal menghentikannya saat dia sibuk merapikan tasnya lalu menggeser duduknya lebih kekanan. Meninggalkan ruang kosong di bangku kirinya.

Jumat, 13 Desember 2013

Sarapan Pagi

""Xo La'Cafe" apa artinya ya?" benakku dalam hati saat membaca cetakan tulisan di atas sorbet kertas yang diberikan pelayan kedai kopi saat mengantar kopi hitam pesananku. "Mungkin ada artinya dalam bahasa indian Inca, pemiliknya kan seorang indian..." Pikirku sekali lagi sambil sedikit-sedikit menyeruput kopi hitam legam yang masih panas.

Langit begitu cerah saat ku melihat matahari masih mengintip di sisi timur jendela ruangan. Beberapa orang masih sibuk dengan sarapan mereka masing-masing. Pelayan berparas cantik yg tadi mengantarkan kopi sepertinya masih terus-menerus mencuri pandang kepadaku. Aku tersenyum simpul saat pandangan kami bertemu. "Kopinya lezat" ucapku sambil mengangkat gelas kopi ke arahnya. Wanita yang sepertinya masih berumur duapuluhan awal itu tersenyum dan mengangguk gugup membalas ucapanku.

Rabu, 04 Desember 2013

Jam Istirahat


"Wah sudah bel masuk,tuh"

Anton memukul bahuku saat aku sedang duduk bengong di pekarangan sekolah melihat jendela lantai 2 gedung Belibis. Disanalah Mika selalu berada, bersama teman-teman doi ngobrol dan bercanda, Kelas 11-A.

"Woy, Bel... jam dua belas... ta tinggal ya!" ancam anton lagi. Ancaman anton tidak kuhiraukan lagi saat, aku melihat Mika mengarahkan matanya tepat ke arahku. Dengan agak panik aku tersenyum, pasti senyumku terlihat sangat dipaksakan. "Seringai serigala miris.." pikirku. Dan sesaat itu juga pikiranku kosong karena... dia tersenyum ke arahku. Ya, dia membalas senyuman ku. Sebegitu gugupnya, aku langsung mengarahkan pandanganku ke arah lain.

Selasa, 03 Desember 2013

Malam Pertama

"iiiiooooiiiioooo..."

Kujorokkan badanku dari balkon apartemen untuk melihat dengan jelas suara sirene yang sayup-sayup terdengar dari lantai 9.

"Itu ambulans? atau malah pemadam kebakaran? Bisa bahaya nih kalau gedung ini kebakaran." Kucoba melihat dengan jelas sumber lampu merah yang sedang berputar-putar diantara gedung-gedung kompleks apartemen Sudirman.

"Tapi saya kok ga mendengar alarm kebakaran ya? biasanya bunyinya 'riiiiinngggg' begitu kan?" tanyaku kepada istriku yang duduk diam di sofa.

Hehehe, kami baru menikah hari ini, rasanya senang sekali. Apartemen ini hadiah dari bokap buat pernikahan kami. Capek sekali rasanya setelah seharian di pesta. Istriku bahkan belum mengganti gaunnya yang putih bersih. Istriku memiliki kulit yang pucat membuat gaunnya itu seperti bagian tubuhnya sendiri. Badannya tidak bergerak, mungkin dia sudah tertidur.


Senin, 02 Desember 2013

Malam yang Sunyi

"Ibu lagi mencuci peralatan dapur, cepet pulang ya cantik, hati-hati dijalan. :)"

Suara gemercik air wastafel mengisi ruangan dapur saat ku menekan tombol send untuk putri tunggal kami yang sekarang kuliah di Bandung. Air sabun yg berwarna merah muda memenuhi permukaan cucian. Susah payah kubersihkan tangan dan pisau yang dari tadi kugenggam. Seharusnya langsung kubersihkan dari tadi sebelum nodanya mengering, pikirku.

Malam ini agak berbeda dengan malam-malam sebelumnya. Hari ini sungguh damai dan sunyi, sampai-sampai dengung lampu neon di ruang keluarga masih terdengar. Sayup-sayup suara televisi dari rumah tetangga sebelah ikut membelah kesunyian dapur "Hanya seratus sembilan puluh sembilan ribu, pesan sekarang juga. Hanya se... ..."

Rabu, 30 Oktober 2013

Comic draft age reset (scene 2)

Comic draft age reset
scene 2...
A grown-up guy alone in a void of collapsed civilization...


It was an abandoned mall, where every stone and building is covered by mold.
Our protag is laying near the camp fire, talking to someone...

"It's really dark in here..."

"well, it's raining outside... don't forget this is night time" a girl voice answer him..

"Yeah..." He's trying hard to find something to talk about...
" it's so great in here, no water leaking, the building is sturdy enough, it well build..."